Gandrung Sewu – Banyuwangi, kabupaten di ujung timur Pulau Jawa, bukan hanya kaya akan keindahan alam seperti Kawah Ijen dan Pantai Pulau Merah, tetapi juga dikenal sebagai lumbung budaya Jawa Timur. Salah satu kebanggaan budaya Banyuwangi adalah Festival Gandrung Sewu, sebuah pertunjukan tari kolosal yang setiap tahun menyedot perhatian ribuan penonton dari berbagai penjuru Indonesia bahkan mancanegara.
Kata “Gandrung” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “terpesona” atau “tergila-gila”. Dalam konteks budaya Banyuwangi, Gandrung adalah simbol cinta dan penghormatan rakyat terhadap Dewi Padi sebagai lambang kemakmuran. Tarian Gandrung dulunya merupakan bentuk rasa syukur masyarakat Banyuwangi kepada alam setelah panen raya.
Sementara itu, “Sewu” berarti seribu. Maka Gandrung Sewu secara harfiah dapat diartikan sebagai “seribu Gandrung”, yang mencerminkan semangat kolektif masyarakat untuk menjaga dan menyebarkan nilai-nilai budaya mereka.
Festival ini bukan sekadar pertunjukan seni biasa. Ia adalah manifestasi dari semangat kebersamaan, pelestarian budaya, dan jati diri masyarakat Banyuwangi. Dalam festival ini, lebih dari seribu penari tampil secara serempak di panggung terbuka dengan latar belakang laut lepas di Pantai Marina Boom, menciptakan perpaduan yang menakjubkan antara seni, alam, dan semangat tradisi.
Daftar Isi
Toggle7 Keunikan Festival Gandrung Sewu
1. Tari Kolosal oleh Ribuan Penari
Salah satu daya tarik utama festival ini adalah keterlibatan lebih dari 1.000 penari, sebagian besar merupakan pelajar dari sekolah-sekolah di Banyuwangi. Kolaborasi besar ini membentuk visualisasi yang sangat memukau dan sinkron.
2. Busana Tradisional Khas Gandrung
Para penari mengenakan kostum adat Gandrung lengkap dengan omprok (hiasan kepala khas), kain batik, dan selendang. Setiap elemen busana memiliki filosofi tersendiri yang mencerminkan keanggunan dan kekuatan perempuan Banyuwangi.
3. Tema Berbeda Tiap Tahun
Setiap tahun, Festival Gandrung Sewu mengusung tema baru yang diambil dari sejarah, legenda lokal, atau peristiwa budaya di Banyuwangi. Hal ini membuat pertunjukan selalu segar dan penuh makna.
4. Panggung Terbuka di Pantai
Pertunjukan dilakukan di area terbuka dengan latar laut Pantai Boom. Panggung alami ini menjadi nilai tambah visual yang sangat dramatis, apalagi saat matahari mulai tenggelam.
Festival Gandrung Sewu diselenggarakan di Pantai Marina Boom, yang berlokasi di pusat kota Banyuwangi dan mudah dijangkau dari berbagai arah. Acara ini biasanya berlangsung pada bulan Oktober, sebagai bagian dari rangkaian agenda budaya tahunan Kabupaten Banyuwangi.
- Alamat: Pantai Marina Boom, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
- Jam Pelaksanaan: Mulai pukul 14.00 WIB hingga malam
- Tiket Masuk: Gratis untuk pertunjukan, namun pengunjung perlu membayar Rp7.500 untuk masuk ke kawasan pantai
Festival ini menjadi ajang pertemuan wisatawan, pelaku budaya, fotografer, hingga influencer yang ingin menyaksikan langsung kemegahan budaya Banyuwangi dalam kemasan yang kreatif dan menghibur.
5. Iringan Musik Tradisional Banyuwangi
Tarian diiringi oleh musik tradisional khas Osing kelompok etnis asli Banyuwangi yang menggunakan alat musik seperti gamelan dan angklung caruk. Iringan lagu-lagu berbahasa Osing menambah nuansa etnik yang kental.
6. Partisipasi Aktif Komunitas Lokal
Festival ini diselenggarakan dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat: pemerintah daerah, sekolah, sanggar seni, dan pelaku UMKM. Hal ini menunjukkan betapa budaya sudah menyatu dengan kehidupan warga Banyuwangi.
7. Ajang Promosi Budaya dan Pariwisata
Gandrung Sewu bukan hanya festival budaya, tetapi juga menjadi instrumen promosi wisata yang sangat efektif. Melalui pertunjukan ini, identitas Banyuwangi sebagai kota budaya semakin dikenal luas oleh wisatawan nasional maupun internasional.
Banyuwangi: Simbol Pelestarian Budaya yang Berdaya Saing Global
Festival Gandrung Sewu membuktikan bahwa tradisi tidak harus ditinggalkan demi kemajuan, tetapi bisa menjadi kekuatan pendorong pariwisata dan ekonomi lokal. Banyuwangi berhasil mengemas kekayaan budayanya menjadi tontonan yang tidak hanya estetis, tetapi juga penuh makna dan relevansi dengan zaman.
Bagi para wisatawan yang ingin menyaksikan langsung bagaimana sebuah daerah bisa mempertahankan identitasnya sambil tetap modern dan terbuka, Banyuwangi adalah tempat yang tepat. Dengan festival seperti Gandrung Sewu, Banyuwangi mengajak kita semua untuk melihat bahwa budaya adalah kekuatan bukan hanya warisan, tetapi masa depan.
Jom, jangan lupa booking tripnya bareng Jelajahnesia ya!